Kadang, otak tiba-tiba saja bisa mumet-semumetnya. Nggak hanya karna tenggat waktu yang nggak ada habisnya tapi juga karna kerjaan yang tak kenal henti dan selalu berputar di situ-situ saja. Makanya butuh banget yang namanya short escape, ke mana gitu buat nenangin pikiran dan hati yang sedang sumpek. Short escape nggak harus ke luar negeri sih, apalagi buat saya yang punya dana pas-pasan, maka memikirkan jalan keluar agar tetap bisa traveling, dapat dilakukan dalam waktu singkat, berbiaya rendah, itu wajib hukumnya buat menjadi pilihan yang tepat.
Lalu, di mana tempat wisata yang nggak begitu jauh dari Jakarta, berbiaya rendah, dapat dilakukan dalam waktu singkat, jawabannya ada di Kota Cirebon. Yes, kota yang terkenal dengan terasinya yang khas ini menjadi pilihan saya untuk melarikan diri dari hiruk pikuk Jakarta yang nggak ada habisnya. Mengapa saya menjadikan Cirebon sebagai pilihan utama, yaa karna seperti pertimbangan saya sebelumnya dan juga punya banyak hal menarik yang bisa dilakukan bagi wisatawan seperti saya. Apalagi, ini pertama kalinya buat saya untuk mengunjungi Cirebon.
Perjalanan dengan menggunakan mobil menghabiskan waktu sekitar 5 jam perjalanan dari Jakarta. Itu juga jalannya dari setelah sholat subuh, jadi ketika tiba di Cirebon saya bisa langsung mengunjungi tempat wisata yang kala itu ternyata baru juga mulai buka. Dan, Alhamdulillah saat itu jalanan dari Jakarta ke Cirebon masih cukup bersahabat.
Lalu, apa saja yang bisa dilakukan di Cirebon dalam waktu singkat aka satu hari?
1. Napak Tilas di Gua Sunyaragi
Gua Sunyaragi atau Taman Sari Gua Sunyaragi yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Cirebon adalah sebuah gua yang digunakan sebagai tempat beristirahat dan meditasi Sultan dan keluarga kesultanan Cirebon saat itu. Bentuk gua yang berupa undakan membuat gua ini terlihat seperti sebuah candi. Tidak salah memang, karna saat mulai memasuki gua ini, pengunjung akan menjumpai sebuah gapura yang sering ditemukan di candi-candi peninggalan kerajaan Hindu. Walaupun, arsitektur gua ini menggunakan banyak sekali pengaruh dari beberapa kebudayaan. Seperti, pengaruh kerajaan Hindu, Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam dan gaya Eropa. Tapi, kesan pengaruh Hindunya masih kuat di arsitekturnya.
Gua Sunyaragi ini terdiri dari 12 bagian, sehingga terdapat beberapa ruang di dalam Gua Sunyaragi. Bentuk guanya yang unik yang bagian luarnya seperti tumpukan banyak karang membuat tempat ini seolah-olah tidak henti diabadikan di dalam kamera pengunjung. Seolah-olah pengunjung mampu melihat bagaimana keluarga kesultanaan Cirebon dan para prajuritnya banyak menghabiskan waktu di tempat ini untuk sekedar beristirahat atau meningkatkan ilmu kanuragannya dengan cara meditasi.
Tidak hanya itu, di sini juga terdapat rumah makan yang di dalamnya terdapat kursi ayunan yang biasa digunakan untuk spot foto lho. Jadi, bagi yang sudah merasa kelelahan, bisa mampir ke kedai itu, namun ada biaya tersendiri untuk spot foto dengan kursi ayunan. Untuk harganya saya kurang tahu karna saat itu tidak mencoba wahana tersebut.
Tiket Parkir:
IDR 3.000 per mobil
Tiket Masuk:
IDR 10.000 per orang
Alamat:
Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45132
Jam Buka:
08.00 - 17.30 ( Setiap Hari )
2. Mengagumi Megahnya Keraton Kasepuhan
Tidak ada kata puas sebenarnya saat mengunjungi Gua Sunyarangi namun karna waktu mulai menjelang siang, maka harus segera berpindah untuk mengunjungi tempat wisata lain. Sebuah keraton yang berada di Jalan Kasepuhan Luwahmungkuk, Cirebon, yang bernama Keraton Kasepuhan menjadi destinasi kedua yang saya kunjungi hari itu. Pintu gerbang yang besar serta dan beberapa gapura khas Kerajaan Majapahit membuat Keraton Kasepuhan terasa megahnya.
Keraton Kasepuhan adalah sebuah keraton yang berdiri sejak tahun 1529 yang dibangun pada masa kekuasaan Pangeran Emas Zainul Arifin yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati yang bertujuan untuk memperluas bangunan pesanggerahan Keraton Pakungwati, yaitu keraton pertama yang berdiri pada tahun 1430 di Cirebon.
Bangunan pertama yang akan ditemui adalah sebuah gapura yang berarsitektur khas Majapahit yang diberi nama Siti Hinggil / Siti Inggil atau tanah tinggi atau lemah duwur dalam bahasa Cirebon. Siti Hinggil terbuat dari dari susunan bata merah yang menggunakan putih telur sebagai perekatnya. Tau sendiri kan, ketika zaman tersebut belum ada semen, dan hanya menggunakan putih telur sebagai perekat antara bata merah yang satu dengan yang lain? Tapi, saya juga masih nggak habis pikir, kok bisa yah kuatnya sampai saat ini? Hahah..
Di sekitaran Gapura Siti Hinggil terdapat berberapa pendopo atau mungkin lebih tepatnya semacam gazebo besar yang memiliki fungsi masing-masing serta namanya. Bahkan ada salah satu gazebo tersebut yang terdiri dari lima tiang sebagai cerminan rukun Islam lho. Dari sini saja sudah ketahuan betapa kentalnya budaya Islam pada bangunan keraton.
Masuk ke bagian dalam lagi, terdapat sebuah Museum Pusaka Keraton Kasepuhan. Namun, sayang, saat itu saya tidak masuk ke dalam karna masih ingin menjelajahi luas dan megahnya keraton. Padahal menurut informasi, di dalamnya terdapat kereta kencana lho. Oia, untuk masuk ke dalam museum,pengunjung harus membayar tiket masuk lagi. Agak sedikit menyesal sih, tidak masuk saat ke museum saat itu. Yaa, namanya juga penyesalan, selalu datang terlambat dan belakangan.
Tapi, memang bener sih, Keraton Kasepuhan itu megah banget. Karna setelah melewati bangunan museum, pengunjung juga bisa melihat bangunan utama dari keraton. Untuk bisa masuk ke areanya, pengunjung akan melewati sebuah gapura yang berarsitektur Eropa dan Tiongkok. Menurut informasi dari pemandunya, bahwa beberapa bangunan dari Keraton Kasepuhan sendiri arsitekturnya merupakan gabungan dari beberapa budaya. Budaya Indonesia terlihat dari bentuk gapura yang sering ditemukan pada Kerajaan Majapahit, bentuk atap pada gapura sebelum memasuki keraton utama Pakungwati terpengaruh dengan budaya Tionghoa serta keramik Tionghoa yang terdapat pada dinding Siti Hinggil, serta beberapa bangunan keraton terdapat sentuhan arsitektur Eropa. Serta penempatan sebuah Taman Dewandaru yang terletak di tengah-tengah menggunakan fengshui lho.
Bentuk atap dengan pencampuran budaya Tionghoa dan Jawa serta kekokohan ala Eropa |
Jadi, Keraton Kasepuhan sendiri sudah terasa unik sejak pertama kali menginjakkan kaki. Beberapa gabungan budaya serta agama terlihat jelas dan dapat dirasakan pada bangunan keratonnya sehingga menghasilkan harmoni yang bisa bertahan sampai saat ini.
Harga Tiket Masuk :
IDR 15.000
Harga Parkiran:
IDR 10.000
Harga Tiket Masuk Museum:
IDR 25.000
Pemandu Wisata:
IDR 50.000 ( Max. 30 orang )
Alamat:
Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45114
Jam Buka:
08.00 - 17.30( Setiap Hari )
3. Menikmati Empuknya Empal Gentong dan Empal Asam
Cirebon itu selain terkenal karna rebon, terasi dan keratonnya, Cirebon juga terkenal akan satukulinernya yang khas, yaitu Empal Gentong dan Empal Asam. Nah, jadi ketika waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang dan perut sudah mulai keroncongan, butuh asupan makanan enak untuk melanjutkan ke tempat wisata lainnya lagi nanti.
Banyak sekali rumah makan yang menjual kuliner khas Cirebon ini. Sepanjang mata memandang, hampir di setiap sisi jalan utama terdapat kedai-kedai yang menjual Empal Gentong dan Empal Asam. Namun, saat itu saya mencoba mencari salah satu kedai Empal Gentong yang terbaik yang ada di Cirebon. Salah satunya adalah Rumah Makan Empal Gentong Hj. Dian.
Berlokasi di Jalan Juanda, rumah makan ini memiliki parkiran yang cukup luas sehingga tidak perlu pusing memikirkan tempat parkiran. Bahkan terdapat pula parkiran di bagian dalam rumah makan. Di rumah makan ini pembayaran bisa juga dengan menggunakan kartu debit dan kredit sehingga tidak perlu khawatir ketika tidak memiliki uang cash banyak di dompet. Rumah makannya cukup besar, banyak sekali kursi dan meja di bagian depan namun jika ingin makan dengan model lesehan bisa juga kok, bisa ditemukan di bagian belakang rumah makan.
Tanpa banyak mikir lagi, saya memesan signature dish yang memang menjadi jualannya rumah makan ini, yaa Empal Gentong dan Empal Asam serta es teh manis. Lagi pula tidak terlalu banyak menu lain yang bisa dipilih selain itu. Tidak butuh waktu lama, pesanan saya tiba besertanasi dan teh manisnya.
Empal Asam itu berkuah bening denga irisan tomat, daun bawang dan daun seledri dan tentu saja dengan irisan dagingnya. Pertama kali mencoba kuahnya, berasa segar banget. Apalagi rasa asamnya itu pas dengan campuran di dalam kuah tersebut sehingga tidak terasa kecut. Apalagi dagingnya yang terasa empuknya, tidak perlu mengunyah terlalu lama, potongan dagingnya sudah bisa ditelan.
Begitu juga dengan Empal Gentong. Kuahnya sendiri berbeda dengan Empal Asam yang bening, kuah Empal Gentong sendiri terlihat menggunakan kuah santan kuning sehingga terasa gurih. Isiannya sama, yang membedakan cuma dari segi kuah dan rasanya saja. Dan teteup, potongan dagingnya itu lembut banget dan banyak.
Lalu, dari sekian banyak rumah makan yang menjual Empal Gentong, apakah Rumah Makan Empal Gentong dan Empal Asam Hj. Dian, rekomen? Oh, tentu saja, Fernando! Rekomen kok. Apalagi, rumah makan ini sering dikunjungi artis ibukota lho, seperti salah satu anggota Kotak Band dan artis lainnya. Itu terlihat dari beberapa foto yang dipajang di rumah makan ini. Banyak foto dengan artis-artis lho. Coba, foto saya bisa dipampang di situ, pasti makin cantik..dindingnya hahah
Untuk harga, tenang kok. Cukup ramah dikantong bahkan sangat murah dibandingkan makan berempat di Jakarta. Jadi, kantong masih aman kok hahah.
Harga Empal Gentong dan Empal Asam + Es Teh Manis + Kerupuk:
IDR 126.000 / 4 orang
Alamat:
Jl. Ir H. Juanda No.84, Dawuan, Tengah Tani, Cirebon, Jawa Barat 45153
Jam Buka:
08.00 - 22.00 ( Setiap Hari )
4. Membeli Cenderamata Khas Cirebon di Toko Oleh-oleh AruManis
Nah, ini nih yang nggak bisa dilewatkan ketika traveling. Belanja. Itu adalah sebuah kenikmatan tak ternilai bagi yang memiliki duit banyak, yang nggak punya duit banyak? Bisalah minjem temen dulu hahaha.
Sebenarnya banyak banget toko oleh-oleh di Cirebon, cuma saat itu saya memang ingin mengunjungi salah satu tempat terhits di kalangan anak muda Cirebon, dan tanpa disangka menemukan toko oleh-oleh tepat di sampingnya. Wahh, kenikmatan apalagi yang didustakan kalau kayak gini? Nggak ada dong!
Berlokasi di bukit Gronggong, membuat toko ini layak dikunjungi. Mengapa? Karna selain tempatnyanya yang eye catching karna interior di dalam toko ini seperti rumah tropis dan ruang terbuka. Tidak ada pemisah antara tempat satu dengan yang lain, semuanya dibuka gitu aja. Sehingga sirkulasi udara yang masuk cukup banyak. Apalagi penataan tokonya aku suka banget. Simple. Ditambah bisa foto-foto di dekat tangga masuknya yang hasilnya ketjeh banget.
Banyak yang dijual di toko oleh-oleh ini. Selain kudapan khas Cirebon, mereka juga menjual bebeberapa cendramata seperti tas, dompet, kain batik Cirebon, mainan tradisional dan kaos. Lalu, dari segi harga, mereka menawarkan harga yang ramah di kantong lho. Seperti sebuah tas selempang kecil berbahan kulit hanya dijual dengan harga IDR 70.000 saja. Gimana saya nggak pengen beli.
Lalu, ada lagi. Tas selempang dari batok kelapa yang dijual dengan harga IDR 80.000 saja. Astagah, bisa kalap ini kalau murah begini. Tas-tas anyaman dan berbahan kain batik Cirebon juga masih dijual murah dengan kisaran harga IDR 115.000-IDR 200.000 . Pokoknya semuanya murah. Di Jakarta harga segitu untuk craft mana dapat.
Untuk pembayaran mereka menerima dalam bentuk debit dan kredit kok. Jadi yang uang tunainya sudah habis, bisa lho kartunya digesek di mesin EDC toko mereka. Tapi, hati-hati agar tidak kalap. Karna bagaimanapun godaan di toko oleh-oleh itu cukup besar, Kisanak! Saya saja hampir goyah hahah.
Alamat:
Raya Cirebon - Kuningan ( Gronggong ) Sebelah RM Kelapa Manis Desa Patapan Kec. Beber Kab. Cirebon Jawa Barat 45172 Indonesia
Jam Buka:
09.00 - 21.00 ( Setiap Hari )
5. Bersantai Sejenak Menikmati Kota Cirebon dari Bukit Gronggong
Setelah lelah berbelanja dan menikmati tempat wisata, tidak ada salahnya duduk berdiam di sebuah kafe yang berada tepat di samping Toko Oleh-oleh AruManis sambil menikmati minuman segar. Namanya Kafe Klapa Manis. Namun, tidak hanya menjual es kelapa manis saja, mereka juga menawarkan menu kudapan dan minuman ringan nan segar yang bisa dinikmati ketika hawa Kota Cirebon mulai panas.
Memesan es campur memang pilihan yang tepat kala itu. Apalagi isian dari es campurnya cukup banyak. Tidak pelit. Dan sudah pasti harganya murah meriah dan bikin perasaan tenang, apalagi disuguhkan dengan pemandangan Kota Cirebon yang keren banget ketika dilihat dari atas bukit seperti saat ini.
Kafe ini memang sering menjadi tempat tongkrongan anak muda Cirebon yang ingin menghabiskan malam Minggu mereka sambil melihat pemandangan malam yang cantik dari Bukit Gronggong. Kalau dilihat-lihat ini sama seperti kawasan di Bukit Bintang di Dago Bandung deh.
Kafenya cukup luas sehingga tidak perlu khawatir kehabisan tempat duduk. Ditambah toiletnya cukup bagus, bersih dan luas serta ada mushola-nya. Jadi tidak perlu khawatir. Lalu, apa saja yang bisa ditawarkan dari kafe ini selain kudapan dan minuman segar? Pemandangan yang tidak ditemukan di Jakarta. Jelas bisa melihat kumpulan sawah di bawah bukit itu cukup menyegarkan mata dan bikin tenang. Sekedar duduk terdiam sambil membayangkan ke mana traveling selanjutnya, cukup oke dilakukan di sini hahah.
Alamat :
Jl. Raya Gronggong, Patapan, Beber, Kota Cirebon, Jawa Barat 45122
Jam Buka:
10.000 -21.30 ( Setiap Hari )
Seharian penuh mengunjungi Cirebon memang menyenangkan. Tidak ada yang mengecewakan. Kecuali udara yang sangat panas. Bahkan tanpa lari-lari keliling lapangan pun, keringat sudah bercucuran dengan mudahnya, Sodarah-sodarah! Ini karna, Kota Cirebon dekat dengan laut sehingga udara panas laut bisa terasa banget. Makanya penggunaan sunblock itu perlu banget. Biar kulit nggak cepat rusak dan terbakar sinar matahari.
So, sudah siap memasukkan Cirebon ke dalam daftar destinasi berikutnya? Kalau saya sih, kudu dimasukkin, karna worth to try..
Selamat jalan-jalan, Fellas!
See yaa!
Vindri Prachmitasari
Email : vindri.prachmitasari@gmail.com
instagram : @veendoorie
FacebookFansPage https://web.facebook.com/Vindri.Prachmitasari.Author