Source : Korean Cultural Center Jakarta - http://id.korean-culture.org/id/486/board/232/read/87527 |
Korea Selatan selalu berhasil untuk mempromosikan budayanya ke seluruh
penjuru dunia. Baik itu budaya modern ataupun tradisional. Budaya Korea Selatan
tidak hanya K-pop dan K-drama semata, namun ada juga budaya tradisional mereka.
Dan hebatnya, mereka selalu bisa mengemas budaya tradisional mereka menjadi
sesuatu yang menarik.
Seperti yang mereka lakukan pada pegelaran tari yang diselenggarakan di
tanggal 17 Desember 2017 lalu. Pegelaran tari yang mereka adakan bertajuk A Thousand Years of Movement. Bertempat
di theatre hall Ciputra Artpreneur,
acara tari ini mengusung tarian tradisional pulau Jeju.
Pengetahuan saya tentang budaya Korea Selatan hanya sebatas K-pop,
K-drama, K-food dan K-cosmetic. Untuk tarian tradisional saya tidak begitu
hapal, walaupun sebelumnya saya sudah pernah menonton tari tradisional mereka. Saya
sendiri tidak tahu tarian dari pulau Jeju itu nantinya akan seperti apa.
Makanya, saya cukup tertarik untuk dating ke acara ini. Acara ini diselenggarakan
oleh Korean Cultural Center Jakarta, dan kebetulan saya mendapatkan informasi
undangan ini dari mereka via surel.
Sempat berpikir karna ini adalah tarian tradisional, maka tebakan
saya pasti yang dating tidak begitu
banyak. Namun saya salah. Penonton yang datang cukup banyak bahkan teaternya hampir
penuh di bagian tengah. Rupanya itu membuktikan bahwa budaya Korea Selatan
sudah mampu menyentuh semua orang termasuk tari tradisionalnya.
Ada 11 tarian yang ditujukan dalam pertujukan seni tari ini, dan
semuanya memiliki makna dari tiap tari tersebut. Perkembangan pesat budaya
Korea Selatan di seluruh dunia tidak lantas membuat mereka lupa akan akar
budaya yang menjadi warisan nenek moyang mereka. Terbukti, para penarinya masih
muda dan begitu bersemangat untuk membawakan tari tradisional. Itu artinya, generasi
muda mereka menghargai tradisi mereka.
*****
Lantas, jenis tarian apa saja yang mereka tawarkan ?
Berikut adalah ke-11 tarian dan penjelasan tarian tersebut berdasarkan brosur dari Korean Cultural Center Jakarta.
Berikut adalah ke-11 tarian dan penjelasan tarian tersebut berdasarkan brosur dari Korean Cultural Center Jakarta.
A
Reign of Peace.
Tarian istana kerajaan
tradisional ini bertujuan untuk menginginkan sebuah pemerintahan damai bagi
bangsa dan dianggap sebagai representasi akurat dari keindahan dan keanggunan
gaya Korea. Tarian tersebut mewujudkan martabat raja dan ratu dan
mengekspresikan kekayaan alam negara dan hansam
( kain lengan Panjang)
Abakmu
Dance
Tarian Abakmu adalah Tarian Dongdong versi Dinasti Joseon , yang ditampilkan
oleh wanita-wanita yang menyanyi dan menari di Dinasti Joseon. Tarian ini
adalah interprestasi modern dari Abakmu tradional yang mengekspresikan harmoni
antara gestur pria yang bersemangat dan suasana yang kuat dihasilkan oleh Abak.
Korean
Circle Dance
Ganggangsulrae adalah tarian tradional yang telah diturunkan
di daerah pesisir Provinsi Jeollanam. Tujuan dari tarian ini adalah untuk menyampaikan harapan agar panen
melimpah dan sebagian besar ditampilkan dalam festival panen di setiap bulan
ke-8 penanggalan China. Di malam saat bulan penuh dan terang, para wanita
bergandengan tangan membentuk formasi lingkaran.
Mokgwan
Hulryeongmu Dance
Tari hulryeongmu adalah
ekspresi trainee yang berolahraga di kantor pemerintahan di Jeju selama Dinasti
Joseon. Ini menggambarkan keindahan bentuk teratur militer yang terinspirasi
dengan tepat dan ditandai oleh gerakan bermartabat dan dinamis untuk
mengekspresikan kekuatan maskulin dan semangat. Tarian itu mewujudkan semangat
pemberani seorang pahlawan.
Kyung
Go
Kyung Go itu adalah drum yang biasa digunakan sebagai
alarm penanda waktu malam. Drum ini kemudian dimodifikasikan secara kreatif
dengan bentuk yang lebih kecil sehingga gampang digunakan untuk menari serta
mengekspresikan sebuah tarian yang unik menggunakan drum yang sudah
dimodifikasikan menjadi kecil ini.
Gapdori
dan Gapsuni
Menggunakan boneka kertas tradisional yang menggemaskan Bersama dengan
lagu-lagu popular. Gambaran dari kegembiraan, kemarahan, kesedihan, dan
kesenangan , tertawa dan menyenangkan yang berfungsi sebagai kartasis
tradisional orang Korea, yang secara social dan budaya dibatasi untuk saling
mengekspresikan cinta satu sama lain.
Jeju
Nori
Dalam masyarakat pra-modern, pekerjaan tidak pernah terpisah dari
permainan. Orang Korea di masa lalu memilih untuk mengatasi beban pekerjaan
dalam kehidupan sehari-hari dengan cara sublimasi pekerjaan dengan permainan,
sehingga mereka bisa melupakan beban pekerjaan mereka walau hanya sesaat. Hal
ini seperti refleksi dari banyak kuda di Jeju. Jeju Nori memiliki berbagai
gerakan menari berdasarkan pergerakan kuda yang melambangkan kerja keras.
Parrot
Dance
Tarian ini mengekspresikan burung beo dengan gerakan yang menyenangkan
serta irama cepat dari musik gayageum
seperti bagaimana burung berkicau, mematuk dan berbgerak berkelompok.
Cheongyongmu
Dance
Diyakini bertujuan untuk mengusir roh jahat dan keinginan untuk perdamaian.
Hal ini dilakukan oleh lima penari laki-laki yang mengenakan pakaian dalam 5
warna terarah : putih, biru hitam, merah, dan kuning (menandakan utara,
selatan, timur, barat dan tengah masing-masing) dan memliki sejarah selama
1.000 tahun. Tarian ini terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.
Woman
Diver Dance
Sejak penyelam wanita (haenyeo)
Jeju-do ditunjuk sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO, beragam karya kreatif
telah diproduksi dalam tema ini. Penyelam wanita dianggap sebagai motif dansa
yang kaya akan potensi. Tarian ini dibuat berdasarkan lagu rakyat Jeju dan
berfokus pada gerakan indah perempuan penyelam.
Drum
Dance & Small Drum Play
Tarian drum dan permainan drum kecil dikenal sebagai tarian rakyat Korea
yang representatif. Penari memegang satu drum stick di masing-masing tangan
untuk bermain dan menghasilkan irama dinamis berdasarkan gerakan tarian yang
meriah. Drum kecil digunakan untuk menciptakan variasi gerakan tarian yang
lebih luas. Tari drum dan permainan drum kecil diciptakan berdasarkan harmoni ekspresif
yang dihasilkan oleh maskulinitas dari drum dan feminitas dari drum kecil.
*****
Setiap jenis tari yang mereka tampilkan memiliki makna dari perjalanan
budaya rakyat Korea Selatan hingga akhirnya mereka menjadi salah satu negera
terbesar dari segi ekonomi. Mereka tidak melupakan budaya tradisional mereka yang
sudah ada sejak ribuan tahun, tapi mereka terus berinovasi agar budaya
tradisional mereka bisa terus berkembang dan lestari sampai kapan pun melalui
suguhan yang menarik bagi generasi muda mereka.
Tidak ada penari tua di sini, semuanya adalah penari yang masih muda.
Artinya, generasi muda Korea Selatan begitu mencintai budaya mereka hingga
tidak malu untuk menampilkan budaya tradisional mereka ke negera lain.
Diharapkan, generasi muda Indonesia juga bisa mengembangkan budaya
tradisional dari masing-masing daerah. Sehingga budaya tradisional Indonesia
bisa terkenal ke seluruh dunia. Toh,
budaya tradisional adalah akar dan ciri khas suatu negara,kan?!