[ Artikel ] – The Art of Solo Traveling. Ketika Kesendirian tidak Menjadi Hambatan untuk Traveling Sendiri
Saya baru saja menyelesaikan trip
saya ke Bangkok minggu lalu. Dan traveling saat itu saya lakukan secara
solo alias seorang diri. Ini pertama kalinya saya melakukan solo traveling ke
negara baru yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Mungkin terdengar
terlambat untuk mengunjungi Bangkok, Thailand. Secara mostly orang
Indonesia sering banget bolak balik traveling ke sana baik untuk liburan atau
pun untuk bisnis jastip mereka.
Sebenarnya Bangkok sudah menjadi
destinasi yang ingin saya kunjungi sejak saya mulai menyukai traveling di tahun
2013an. Tapi, godaan destinasi lain juga gak kalah hebatnya, sehingga
berkali-kali saya harus melewatkan keinginan untuk berkunjung ke Thailand. Nah,
kebetulan saya bingung harus ke mana lagi ketika di minggu kedua di Desember,
maka saya putuskan kenapa tidak ke Bangkok, Thailand saja. Mumpung tiketnya
sedang murah, dan saya belum pernah ke sana, so gasslah!
Dan hal lain yang ingin saya
lakukan untuk traveling kali ini adalah, melakukan solo traveling.
Biasanya saya selalu berdua dengan tante saya, teman, atau keluarga lainnya. Tapi
berhubung solo traveling adalah hal yang belum pernah saya lakukan, maka perjalanan
kali ini akan menjadi titik awal apakah saya menyukai solo traveling
atau tidak.
Solo traveling adalah hal baru
untuk saya. Beberapa traveler lain mungkin sudah pernah melakukannya bahkan
menjadi kebiasaan mereka ketika traveling. Namun, apakah solo
traveling cocok untuk saya yang sejak awal selalu memliki travel mate?
Ketakukan akan hal itu sedikit menghantui saya. Apalagi ketika beberapa orang
di sekitar saya mempertanyakan Keputusan saya untuk solo traveling.
Namun, seperti lirik Coldplay di
lagu Fix You, “ If you never try, you’ll never know”. Yaa, kalau nggak
dicoba gimana saya bisa tahu saya suka atau nggak. Makanya, saya coba memberanikan
diri untuk memulai perjalan solo saya ke Bangkok.
Memang terdapat ketakutan yang
muncul dipikiran saya saat mencoba memulai, seperti :
- Sendirian itu nggak enak, nggak ada teman ngobrol
- Nggak bisa sharing cost.
- Nggak bisa denger second opinion.
- Takut kemana-mana sendirian
- Kesepian.
Dan masih banyak hal dipikiran
saya saat itu. Namun, apakah semua ketakutan saya itu terbukti? Bisa ya bisa
nggak. Ketakutan seperti nggak bisa sharing cost atau denger second opinion
mungkin memang benar. Karna saya mo sharing cost dengan siapa dan mau denger
second opinion dari siapa? Tapi itu semua bisa diatasi kok. Seperti nggak bisa
sharing cost yaa bisa cari makan murah, nggak bisa denger second opinion yaa
bisa coba dengar kata hati aja.
- Lalu, apa yang saya rasakan ketika traveling sendirian? Hmm. Surprisingly semuanya positif. Banyak banget hal yang saya dapatkan ketika solo traveling.
- Saya jadi percara sama kemampuan diri sendiri, walaupun udah sering traveling ke mana-mana tapi melakukan traveling seorang diri adalah hal yang baru.
- Lebih dengar kata hati atau intuisi sehingga memahami diri sendiri.
- Lebih sering ngobrol sama diri sendiri, maunya apa, apakah harus dilanjutin atau nggak.
- Berani mengambil Keputusan sendiri tanpa embel-embel gak enak sama teman.
- Nggak ada paksaan mau ikut itinerary atau nggak.
- Sesuka hati memilih jenis transportasi yang dikehendaki.
- Bebas menentukan waktu kapan memulai waktu jalan-jalan.
- Bebas Merdeka memilih tempat menginap.
- Lebih santai ketika jalan-jalan.
Solo traveling membuka mata saya,
bahwa melakukan sesuai yang disukai sendirian itu menyenangkan. Saya jadi punya
kendali terhadap apa yang saya sukai dan tidak sukai, tanpa harus memikirkan
atau kompromi dengan orang lain. Selama ini saya selalu menyesuaikan itinerary,
jenis transportasi dan penginapan dengan pendapat teman traveling saya. Kali
ini saya bebas melakukannya sendiri. Suka-suka saya lah.
Oia, terkait rasa sepi yang
ditakuti orang-orang. Selama traveling saya nggak kesepian. Justru saya merasa
ramai karna bertemu dengan berbagai orang dari belahan dunia manapun yang ada
di Bangkok. Sekedar menyapa dengan mereka, memperhatikan gerak gerik mereka,
komunikasi mereka, justru tidak membuat saya kesepian.
Solo traveling sebenarnya tidak
sendirian ketika traveling. Karna banyak banget solo traveling lainnya yang juga
melakukan hal yang sama seperti saya. Berada di satu negara yang sama. Saling
berpapasan di jalan, memperhatikan dari kejauhan, tinggal di tempat yang sama
di dalam ruangan asrama penginapan dan lain-lain. Pada akhirnya solo traveling
berhasil mengatasi kesepian yang selama ini ditakuti oleh kebanyakan traveler
lainnya.
Pada akhirnya, solo traveling
adalah kebebasan untuk menjelajahi dunia dengan cara sendiri. Tanpa embel-embel
kompromi serta memiliki kebebasan. Serta kemampuan untuk memahami diri sendiri
dan menemukan hal baru di luar zona nyaman yang selalu menjadi andalan saya
ketika traveling.
Jadi, kapan kalian akan memulai
solo traveling?
Kiss and Hugs
Vindri P.
Instagram : @veendoorie
Tiktok :@VindriIsHangingAround
Youtube : @VindriIsHangingAround
Email : hellovindri@Gmail.com