[Edisi Malaysia] – Pertama Kali Membawa Anak Kecil Traveling ke Luar Negeri? Ini Dia 5 Tips anti Ribet!
Sebenarnya, mengajak keponakan
saya yang berusia 7 tahun untuk traveling bareng, sudah ada dalam otak saya
sejak beberapa tahun belakangan. Namun, orang tuanya belum mengizinkan saya
untuk membawa anak laki-lakinya berpergian jauh dari orang tuanya. Dan, semua
itu akhirnya berakhir dengan mereka mengizinkan saya untuk membawa anak mereka
yang berusia 7 tahun untuk traveling
bersama saya Zia-nya ( read : tante – dalam Bahasa Italia ).
Proses yang dilalui cukup panjang
ternyata, karna harus membuatkan passport untuk keponakan yang saat wawancara
ditanyain sedemikian rupa. Wajar sih, pihak imigrasi khawatir kalau-kalau ada
eksploitasi anak di bawah umur. Untung
saja, semua pertanyaan dijawab dengan baik dan passport untuk keponakan saya
bisa terbit.
Sebenarnya, saya tidak hanya
pergi berdua saja dengan keponakan, tapi dengan beberapa keluarga saya lainnya.
Yaa seperti traveling dengan keluarga besar minus orang tua keponakan karna
harus mengasuh anak mereka lainnya yang masih bayi.
Persiapan membawa keponakan tentu
tidak semudah membawa diri sendiri atau orang dewasa lainnya. Ada banyak hal
yang harus dipikirkan dan dipersiapkan. Nah, berikut adalah beberapa tips traveling
anti report yang bisa digunakan sebagai referensi untuk membawa anak kecil baik
anak sendiri atau keponakan untuk traveling pertama kali ke luar negeri.
1. Memilih Negara atau Kota yang Ramah dengan Anak.
Menentukan kota
atau negara yang akan dipilih untuk traveling bersama anak kecil tidak begitu
mudah. Karna harus memikirkan semua askpek. Seperti transportasi umum dan tempat
wisata ramah anak. Nah, karena beberapa aspek tersebut, akhirnya saya
memilih untuk traveling ke Malaysia
dengan kota Kuala Lumpur dan Malaka.
Kenapa saya
memilih Malaysia, karna menurut saya untuk beberapa kota wisata, sistem
transportasi sudah cukup memuaskan dan baik. Sehingga tidak akan susah untuk
membawa anak kecil untuk traveling. Begitu juga dengan tempat wisatanya,
semuanya sudah tertata baik.
Baca juga :
2.2. Membuat Itinerary Ramah Anak.
Jangan egois. Itu yang pertama kali saya tanamkan di otak ketika membuat itinerary bersama keponakan saya. Kebanyakan, itinerary saya dalam sehari bisa mengunjungi banyak tempat wisata. Nah, kali ini saya mencoba untuk tidak memasukkan banyak tempat wisata di dalam satu hari perjalanan. Saya harus mulai membagi mulai dari jam berapa berangkat dari hotel, tempat wisata yang akan dituju, lalu memikirkan tempat makan yang sesuai dengan lidah anak dan kembali lagi ke hotel untuk beristirahat dan sore harinya bisa melanjutkan jalan-jalan lagi.
Jujur, untuk
membuat itinerary seperti itu agak kesulitan karna semua harus disesuaikan
dengan kondisi keponakan saya. Jadi, butuh waktu lama saya harus membuatnya.
3 3. Membicarakan Do and Don’t pada Anak Saat Traveling.
Tipikal keponakan saya adalah sangat hiperaktif dan gampang dekat dengan orang baru. Nah, sejak awal merencakanan perjalanan dengan keponakan, selalu saya infokan beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat traveling. Misalnya, harus mandiri, artinya tidak ada minta gendong dan manja, tidak sembarangan dekat dengan orang. Bukan artinya tidak boleh bergaul dengan orang luar, namun beberapa ada perbedaan budaya di mana mungkin di Indonesia hal tersebut biasa, tapi tidak jika sedang berada di negara orang.
Selain itu
memastikan bahwa keponakan saya tidak akan rewel terhadap sesuatu saat di luar
negeri. Sudah tahu kan betapa melelahkan dan reportnya jika hal itu terjadi. Jadi sejak
awal sudah saya infokan bahwa harus nurut dengan saya dan tidak rewel. Termasuk soal makanan.
Keponakan saya termasuk picky eater, tidak semua jenis makanan masuk ke lidah dia. Tidak suka pedas, tidak suka makanan yang terlalu berrempah serta tidak begitu menyukai sayur. Saya harus pintar-pintar mencari makanan yang bisa dinikmatinya tanpa harus beradu agumen cukup lama. Maka sejak awal saya sudah memberitahukan bahwa tidak akan mudah untuk mencari jenis makanan yang disukainya di luar negeri, agar dia mudah mengerti.
4. Membawa Permainan untuk Mencegah Anak Bosan Saat Diperjalanan.
Perjalanan pasti
membutuhkan waktu lama untuk sampai di negara atau kota tertentu. Sebagai orang
dewasa pasti membutuhkan distraksi yang bisa digunakan untuk membuat anak atau
keponakan tidak cepat bosan saat berada di pesawat. Hal yang paling mudah
biasanya membawa mainan. Tapi, keponakan saya tidak membawa mainannya karna
katanya takut hilang. Jadinya, salah satu caranya adalah meminjamkan gadget untuk
keponakan. Tapi tenang, tetap harus memberikan batas waktu untuk penggunaan
gadget pada anak. Agar tidak kecanduan.
Tonton Travel Vlog di Busan : Busan Edition - Taejongdae Resort Park ,Muslim Friendly Resto, Haeundae Beach, & Tryin' Hotteok.
5. Menyiapkan Dokumentasi Perjalanan Anak serta Surat Izin dari Orang Tua
Sejak awal saya sudah mulai mencari tahu apakah ada persyaratan khusus jika membawa keponakan tanpa orang tuanya ke luar negeri. Dan di beberapa negara seperti USA dan Eropa membutuhkan dokumentasi legal sebagai persyaratan bahwa akan membawa anak kecil tanpa orang tuanya. Namun, informasi tsb tidak saya dapatkan ketika mengunjungi Kuala Lumpur. Dari pada saya pusing jika akan menjadi masalah saat di imigrasi atau bandara nantinya, lebih baik mulai menyiapkan sejak awal.
Jadilah saya membawa surat pernyataan yang menyatakan bahwa saya akan menjadi wali bagi keponakan saya selama traveling dari tanggal awal sampai berakhirnya traveling tsb. Surat tsb dibubuhi tanda tangan saya dan orang tua keponakan saya, dan disertai materai. Tidak lupa juga saya membawa copy KK saya yang memberikan informasi bahwa saya benar adalah kakak dari adik saya yang akannya saya bawa untuk traveling bersama.
Semua itu untuk jaga-jaga ketika diminta, saya sudah siap dengan semua dokumentasi. Walaupun pada akhirnya pada saat di bandara Jakarta dan Kuala Lumpur serta imigrasi, tidak dimintain dokumentasi tsb.
Pertama kalinya membawa keponakan
traveling tanpa orang tua kadang melelahkan juga. Karna harus pay attention setiap waktu pada
pergerakan keponakan bikin saya aware betapa membawa anak kecil saat
traveling tidak mudah, tapi bukan berarti saya kapok. Mengenalkan budaya baru
serta negara di luar Indonesia bikin anak menjadi tahu bahwa ternyata ada adat,
budaya serta kebiasaan orang-orang di luar Indonesia yang bikin pengetahuan
mereka tentang dunia luar itu bertambah. Serta yang lebih penting adalah mereka
akhirnya menghargai bahwa ada banyak perbedaan di muka bumi ini yang harus
mereka hargai dan hormati.
Dan setelah traveling, keponakan
saya malah nagih liburan bareng saya. Berarti traveling sebelumnya berjalan
aman dan nyaman bagi dia. Keponakan saya akhirnya bisa menikmati dan
mendapatkan pengalaman dari traveling sebelumnya.
Next, traveling bareng keponakan
ke mana lagi yah? ^^
Kiss & Hug
Email : Vindri.prachmitasari@gmail.com
Instagram : @veendoorie
Twitter : @veenzy
Youtube : https://www.youtube.com/@VindriIsHangingAround