Saat itu, tanggal 18 Desember 2017, saya memutuskan untuk pulang on time dari kantor. Dan ketika tiba di rumah saat matahari masih belum terbenam, saya masih becengkrama dengan keluarga di teras rumah. Dalam kondisi belum mengganti pakaian kantor saya. Sore itu tampak sedikit mendung, namun tidak hujan. Matahari sore masih cukup bersinar walaupun sudah ada tanda-tanda kelelahan. Mungkin tanda-tanda lelah matahari yang ingin segera keperaduannya, adalah waktu yang tepat untuk saya untuk menerima berita yang membuat saya tidak bisa mempercayai berita itu.
Source : CHOI HYUK/AFP/Getty Images |
Kim Jonghyun, penyanyi dan member boy group papan atas Korea, SHINee, dikabarkan meninggal dunia. Hal pertama yang saya rasakan saat itu adalah terkejut, tidak percaya bahkan berkali-kali mengatakan, “ Hah? Hah? Yang bener? Jonghyun SHINee? Hah? Kenapa??”
Jujur, sulit sekali untuk menerima kenyataan itu, walaupun saya sudah membaca berita tentang berita kematian Jonghyun berkali-kali melalui media online yang berbeda berharap berita itu hanya hoax, bohong atau rumor yang tidak bertanggung jawab, namun hasilnya tetap sama. Rasanya seperti, ada sebuah lubang besar yang tiba-tiba muncul di dada. Besar sekali, hingga saya bingung harus menutupnya dengan cara apa. Saya tidak menangis, namun di otak saya berita itu terus menerus membekas, mengulang-ngulang seperti kaset rusak. Ada perasaan hampa, tidak percaya, kosong, sampai rasanya sulit untuk mengeluarkannya melalui air mata. Saya sampai terus menerus mengatakan hal yang sama kepada kedua adik perempuan saya yang juga mengenal Jonghyun SHINee.
“ Dita, Yayang, Jonghyun SHINee sudah meninggal. Ya ampun, kenapa?”
Saya masih tidak percaya dan sulit untuk mempercayai, walaupun itu nyata.
Dunia seakan berhenti sejenak. Saya mulai menggali kenangan-kenangan tentang Jonghyun dan SHINee - grup –nya. Apalagi saya pernah menonton konser mereka langsung di Jakarta. Saat itu konser SMTown di tahun 2012, konser semua artis yang di bawah naungan agensi SM Entertainment, termasuk SHINee. Saya mendengar sendiri betapa bagusnya suaranya, Jonghyun bahkan bisa mencapai nada-nada tinggi, saya juga melihatnya berdiri di atas panggung saat penampilan solonya , saat itu mengenakan pakaian serba putih dan ketika ia membuka pakaiannya hingga menampilkan betapa maskulinnya Jonghyun dengan otot-otot perutnya. Hingga saat itu berpikir, “ Jonghyun sudah mulai memikirkan bentuk tubuhnya ternyata.”
Saya bukan Shawol ( nama fans dari SHINee) dan saya memang hanya mengenalnya dan grupnya sebatas menyukai lagu-lagunya. Saya tidak mengetahui kisah masing-masing dari tiap anggotanya, tidak seperti saya begitu menyukai Super Junior bahkan mentasbihkan diri sendiri sebagai seorang ELF (Everlasting Friend). Dan kebetulan di grup SHINee, saya memang lebih menyukai Jonghyun ketimbang member lainnya (bukan berarti saya tidak menyukai member lain). Tapi, justru dari lagu-lagu SHINee-lah yang lebih dulu saya kenal di sekitaran tahun 2009-2010an, seperti Stand By Me, lalu berlanjut pada lagu Replay, Sherlock, Ring Ding Dong, Lucifer, Hello, Dream Girl, Juliette (saya menyebutkan secara acak) yang membuat saya jatuh hati hingga tercemplung di dunia Kpop. Dari SHINee-lah saya akhirnya mulai menyukai Super Junior, dan grup-grup Kpop lainnya seperti BTS hingga saat ini. Jadi, dengan SHINee-lah semuanya berawal.
Dan ketika tahu alasan meninggalnya Jonghyun adalah karna depresi, saya terdiam sejenak. Mencoba menggali masalah apa yang pernah Jonghyun alami selama ini melalui berita-berita yang pernah saya baca. Tapi saya tidak menemukannya. Grupnya sendiri adalah salah satu grup Kpop papan atas Korea Selatan, dinaungi oleh manajemen agensi yang kuat secara modal dan promosi. Tapi, kenapa Jonghyun mengalami depresi? Di balik semua gemerlap panggung dunia hiburan, di balik senyumnya, suaranya yang merdu, pujian para fansnya ternyata Jonghyun memiliki sisi yang begitu rapuh sehingga tidak bisa disadari oleh orang lain, bahwa Jonghyun sebenarnya memiliki luka yang begitu pedih, hingga menyebabkan dirinya depresi dan memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri.
Mengetahui Jonghyun begitu depresi dengan kondisinya, rasanya saya ingin berada di sampingnya dan menepuk-nepuk punggungnya bahkan memeluknya, dan berkata “ Semua akan baik-baik saja”. Namun, tidak semudah itu. Karna semakin Jonghyun bertahan, mungkin rasa sakit itu makin terasa. Makanya, terlepas dari salah atau tidaknya ( biarkan Tuhan yang menentukan baik tidaknya tindakan seseorang), Jonghyun hanya ingin bebas dan terlepas dari semuanya yang mengimpit dadanya.
Sebenarnya, sudah lama ia mengutarakan semua perasaannya di balik lagu-lagunya yang jujur baru kali ini saya dengarkan, ternyata lirik, nada serta musiknya yang Jonghyun produksi dan tulis sendiri mengandung pesan betapa depresinya Jonghyun. Semua itu ada di lagu Lonely ft. Taeyeon SNSD dan Let Me Out.
Betapa pun kecintaannya pada musik dan Jonghyun sudah menghasilkan beberapa lagu, musik serta mengaransemen semua lagu untuk dirinya sendiri ataupun penyanyi lain, tetap saja Jonghyun masih mengingingkan hal lain, yaitu terbang tinggi ke tempat yang di mana mungkin di situ ia bisa menemukan kebahagiannya. Dan betapa pun para penggemarnya mencintainya, namun keinginan Jonghyun tersebut begitu besar hingga akhirnya, Jonghyun harus terbang tinggi.. tinggi hingga tak terlihat lagi.
Mungkin bagi beberapa orang, menuliskan hal ini akan dianggap lebay. Menangisi kepergian seorang artis yang bagi mereka mungkin tidak lebih dari sebuah objek industri hiburan. Tapi, mungkin mereka tidak tahu, bahwa kehadiran mereka mampu membuat semua orang merasa bahagia dengan lagu, musik serta nyanyian yang ia bawakan. Betapa setiap lagu mereka mampu menemani ribuan orang untuk menghadapi hari-hari yang menyenangkan dan berat. Setiap lagu menjadi soundtrack of the day bagi tiap pendengarnya. Dan yang paling penting, artis dan penyanyi tersebut adalah manusia yang harus dihargai dan dihormati.
Sama seperti yang dituliskan oleh Dosen UGM, Pak Made Andi. Semuanya hanyalah masalah perspektif. Tidak pantaslah menilai bahwa apa yang dilakukan oleh orang lain adalah berlebihan atau tidak. Karna tiap orang memiliki sudut pandang masing-masing atas sesuatu. Alangkah baiknya hal-hal tersebut tidak perlu diusik. Nyawa adalah nyawa, tidak peduli siapa yang memiliki. Artis atau bukan, kehilangan selalu akan menjadi kehilangan. Tidak peduli siapa pun. Tidak peduli bagaimana cara kematiannya, jangan menjelekkan orang-orang yang menangisinya.
Karna kami benar-benar merasa kehilangan...
Tribun Style - Tribunnews.com |
Thank you for fill in our life with your good music, songs, voice, Jonghyun-ah.
Even you are not here anymore, we will keep remember you as one of the best talent Kpop singer, composer and song writer.
Fly high, Jonghyun-ah! Reach high and be free!
Sure, you will be missed.