.
[ Artikel ] – The Art of Solo Traveling. Ketika Kesendirian tidak Menjadi Hambatan untuk Traveling Sendiri
Saya baru saja menyelesaikan trip
saya ke Bangkok minggu lalu. Dan traveling saat itu saya lakukan secara
solo alias seorang diri. Ini pertama kalinya saya melakukan solo traveling ke
negara baru yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Mungkin terdengar
terlambat untuk mengunjungi Bangkok, Thailand. Secara mostly orang
Indonesia sering banget bolak balik traveling ke sana baik untuk liburan atau
pun untuk bisnis jastip mereka.
Sebenarnya Bangkok sudah menjadi
destinasi yang ingin saya kunjungi sejak saya mulai menyukai traveling di tahun
2013an. Tapi, godaan destinasi lain juga gak kalah hebatnya, sehingga
berkali-kali saya harus melewatkan keinginan untuk berkunjung ke Thailand. Nah,
kebetulan saya bingung harus ke mana lagi ketika di minggu kedua di Desember,
maka saya putuskan kenapa tidak ke Bangkok, Thailand saja. Mumpung tiketnya
sedang murah, dan saya belum pernah ke sana, so gasslah!
Dan hal lain yang ingin saya
lakukan untuk traveling kali ini adalah, melakukan solo traveling.
Biasanya saya selalu berdua dengan tante saya, teman, atau keluarga lainnya. Tapi
berhubung solo traveling adalah hal yang belum pernah saya lakukan, maka perjalanan
kali ini akan menjadi titik awal apakah saya menyukai solo traveling
atau tidak.
Solo traveling adalah hal baru
untuk saya. Beberapa traveler lain mungkin sudah pernah melakukannya bahkan
menjadi kebiasaan mereka ketika traveling. Namun, apakah solo
traveling cocok untuk saya yang sejak awal selalu memliki travel mate?
Ketakukan akan hal itu sedikit menghantui saya. Apalagi ketika beberapa orang
di sekitar saya mempertanyakan Keputusan saya untuk solo traveling.
Namun, seperti lirik Coldplay di
lagu Fix You, “ If you never try, you’ll never know”. Yaa, kalau nggak
dicoba gimana saya bisa tahu saya suka atau nggak. Makanya, saya coba memberanikan
diri untuk memulai perjalan solo saya ke Bangkok.
Memang terdapat ketakutan yang
muncul dipikiran saya saat mencoba memulai, seperti :
- Sendirian itu nggak enak, nggak ada teman ngobrol
- Nggak bisa sharing cost.
- Nggak bisa denger second opinion.
- Takut kemana-mana sendirian
- Kesepian.
Dan masih banyak hal dipikiran
saya saat itu. Namun, apakah semua ketakutan saya itu terbukti? Bisa ya bisa
nggak. Ketakutan seperti nggak bisa sharing cost atau denger second opinion
mungkin memang benar. Karna saya mo sharing cost dengan siapa dan mau denger
second opinion dari siapa? Tapi itu semua bisa diatasi kok. Seperti nggak bisa
sharing cost yaa bisa cari makan murah, nggak bisa denger second opinion yaa
bisa coba dengar kata hati aja.
- Lalu, apa yang saya rasakan ketika traveling sendirian? Hmm. Surprisingly semuanya positif. Banyak banget hal yang saya dapatkan ketika solo traveling.
- Saya jadi percara sama kemampuan diri sendiri, walaupun udah sering traveling ke mana-mana tapi melakukan traveling seorang diri adalah hal yang baru.
- Lebih dengar kata hati atau intuisi sehingga memahami diri sendiri.
- Lebih sering ngobrol sama diri sendiri, maunya apa, apakah harus dilanjutin atau nggak.
- Berani mengambil Keputusan sendiri tanpa embel-embel gak enak sama teman.
- Nggak ada paksaan mau ikut itinerary atau nggak.
- Sesuka hati memilih jenis transportasi yang dikehendaki.
- Bebas menentukan waktu kapan memulai waktu jalan-jalan.
- Bebas Merdeka memilih tempat menginap.
- Lebih santai ketika jalan-jalan.
Solo traveling membuka mata saya,
bahwa melakukan sesuai yang disukai sendirian itu menyenangkan. Saya jadi punya
kendali terhadap apa yang saya sukai dan tidak sukai, tanpa harus memikirkan
atau kompromi dengan orang lain. Selama ini saya selalu menyesuaikan itinerary,
jenis transportasi dan penginapan dengan pendapat teman traveling saya. Kali
ini saya bebas melakukannya sendiri. Suka-suka saya lah.
Oia, terkait rasa sepi yang
ditakuti orang-orang. Selama traveling saya nggak kesepian. Justru saya merasa
ramai karna bertemu dengan berbagai orang dari belahan dunia manapun yang ada
di Bangkok. Sekedar menyapa dengan mereka, memperhatikan gerak gerik mereka,
komunikasi mereka, justru tidak membuat saya kesepian.
Solo traveling sebenarnya tidak
sendirian ketika traveling. Karna banyak banget solo traveling lainnya yang juga
melakukan hal yang sama seperti saya. Berada di satu negara yang sama. Saling
berpapasan di jalan, memperhatikan dari kejauhan, tinggal di tempat yang sama
di dalam ruangan asrama penginapan dan lain-lain. Pada akhirnya solo traveling
berhasil mengatasi kesepian yang selama ini ditakuti oleh kebanyakan traveler
lainnya.
Pada akhirnya, solo traveling
adalah kebebasan untuk menjelajahi dunia dengan cara sendiri. Tanpa embel-embel
kompromi serta memiliki kebebasan. Serta kemampuan untuk memahami diri sendiri
dan menemukan hal baru di luar zona nyaman yang selalu menjadi andalan saya
ketika traveling.
Jadi, kapan kalian akan memulai
solo traveling?
Kiss and Hugs
Vindri P.
Instagram : @veendoorie
Tiktok :@VindriIsHangingAround
Youtube : @VindriIsHangingAround
Email : hellovindri@Gmail.com
[ Edisi Culinary in Penang ] – Makan Enak dan Murah di Penang? Bisa Banget! 5 Rekomendasi Kedai di Penang, Cocok Buat Kulineran.
Setelah Covid-19 mereda dan
berbagai negara sudah mulai menerima turis tanpa embel-embel bukti vaksin dan kawan-kawannya.
Di tahun 2023 ini, saya memulai perjalanan saya ke salah satu kota di Malaysia
yang terkenal akan makanan enaknya. Yes! Penang! Kota yang sudah membuat saya
jatuh hati sejak hari pertama saya mengunjungi Penang di tahun 2018. Dan itu
masih kurang bagi saya.
Selain arsitekturnya kota tua
yang masih berdiri tegak dan terawatt, makanan di Penang juga tidak kalah
membuat lidah saya menari. Bayangkan di setiap sudut jalan di George Town,
banyak sekali jajanan yang bisa dinikmati. Baik yang Halal atau non-halal.
Berhubung saya hanya bisa menikmati makanan halal, rekomendasi yang saya infokan di bawah ini
adalah kedai halal.
Saking banyaknya makanan enak dan enak banget di Penang, saya sampai bingung harus memulai dari mana. Di artikel saya sebelumnya, saya juga sempat memberikan rekomendasi kedai halal di Penang, bisa dicek di sini.
Makanan di Penang itu tipikal makanan yang unik. Perpaduan berbagai peranakan Tionghoa, Melayu, dan India bikin rasanya unik dan cocok di lidah Indonesia. Makanya saya jatuh cinta di Penang, karna makanan dan arsitektur bangunan di George Town..
Berikut adalah 5 rekomendasi
kedai yang bisa dijadikan referensi saat kulineran di Penang.
Dimsum
Valet
Jalan kaki
memang ada untungnya ketika traveling. Karna barbagai tempat yang kadang
tidak terjamah oleh cerita-cerita dari traveller lainnya, bisa ditemukan
sendiri akhirnya. Contohnya seperti Kedai Dimsum Valet ini. Jujur, kedai ini
tidak masuk dalam itinerary saya. Entah karna saya tidak terlalu jauh
mencarinya secara daring atau karna belum ada yang menceritakannya? Entahlah,
yang penting bisa menemukan hidden gem ini sudah bikin saya senang.
Menemukan kedai dimsum ini karna niatnya hanya ingin mencicipi Famous Cendol di Jalan Penang Road. Dan setelah selesai mencicipnya, saya mencoba meng-explore area sekitar, dan tanpa sengaja menemukan kedai dimsum ini.
Melihat warna dimsum yang cantik yang berjejer di atas kukusan rotan bikin rasa lapar saya kambuh lagi. Tanpa berlama-lama, akhirnya saya mengambil beberapa piring dimsum yang sudah tersusun di sana. Per piring kecil berisi 3 buah dimsum. Dan dihargai per piringnya.
Saya tidak terlalu tahu jenis-jenis dimsum yang saya ambil saat itu, yang saya tahu hanya saya cukup banyak membeli dimsum saat itu. Kalap sudah pasti. Setelah memilih, saya membayar di kasir dan memesan minuman the Tarik. Duduk makan di dalam kedainya dengan berbagai jenis saus yang disediakan.
Soal rasa? Enak. Tidak mengecewakan, walaupun harganya terbilang cukup murah. Namun, tidak menghilangkan kualitas rasanya. Senang rasanya bisa mencicip dimsum.
Harga : MYR 1-7
per piring
Alamat : 6, Lebuh Keng Kwee, George Town, 10100 George Town, Pulau Pinang, Malaysia
2. Penang Road
Famous Laksa
Kebiasaan jalan kaki dan eksplor ke tempat baru emang membawa keberuntungan juga yah. Sama seperti kedai dimsum, kedai laksa ini juga tidak masuk ke dalam itinerary saya. Asal nemu karna berdekatan dengan kedai dimsum dan kebetulan lagi ada logo halalnya. Dan Hasrat untuk mencoba laksa khas Penang itu makin gede setelah tahu kalau kedai laksa ini masuk ke dalam Michelin Guide lho. Itu juga tahu pas udah mesan dan melihat piagam yang tergantung di dinding bikin gak sabar pengen nyobain.
Saat itu kami memesan satu porsi laksa seafood dan dua teh Tarik. Kenapa Cuma satu, karna baru saja makan dimsum kan? Takutnya ga habis. Dan ternyata porsinya banyak juga. Dan cukup bikin kenyang.
Lalu gimana soal rasanya? Rasanya memang gak bohong, enak banget. Pantes saja mananya Famous Laksa, karna memang seenak itu. Kuah asamnya segar banget karna ada potongan nanas. Mie nya lembut dan kenyal serta tidak mudah putus di tengah jalan. Kuahnya cukup kental dengan potongan ikan yang disuir-suir. Dan daun ketumbarnya yang bikin rasanya makin dahsyat.
Oia, laksa Penang ini berbeda yah dengan laksa yang ada di
Indonesia. Karna tidak menggunakan santan.
Saat laksanya tiba di meja dan mulai mencicipnya, saya tidak menambahkan apa-apa lagi di laksanya. Karna udah seenak itu. Saya takut jika menambahkan cabai akan mengubah rasanya, karna saya lebih menyukai rasa originalnya.
Nggak heran memang, jika kedai ini masuk ke dalam Michelin Guide. Emang rekomen banget.
Harga : MYR 9.8 pe porsi
Alamat : 5-7, Lebuh Keng Kwee, George Town, 10100 George Town, Pulau Pinang, Malaysia
3. The Loaf Penang Hills
Saya sengaja memasukan café ini ke dalam list rekomendasi karna roti dan kopi nya enak. Selama di Penang, saya belum minum kopi, jadi agak kurang bersemangat badan saya karna belum menyentuh sedikit kafein. Akhirnya saya coba minum kopi lagi ketika berada di Penang Hills. Saat itu udara lumayan panas, dan saya butuh ngadem di tempat AC. Tempat yang bisa ngadem yaa Cuma di dalam café. Dari jarak saya ke café terdekat lumayan bikin olah raga karna harus menuruni tangga.
Tapi semua itu terobati dengan lokasinya yang cakep karna
view nya bagus banget. Kopi dan rotinya enak. Kalau udara sedang tidak panas,
mungkin saya akan duduk di halaman depan sambil menikmati view Penang Hills
yang hijau.
Café nya menjual berbagai roti dan juga jenis kopi. Saat itu saya memilih Caramel Macchiato dan dua roti sausage cheese o & chicken ham & cheese
Harga : MYR 4 – 30 per item.
Alamat : Lot 250 Town of Bukit Bendera, 11300 Ayer Itam, Pulau Pinang, Malaysia
4. Sup Hameed Penang Road.
Di Penang itu bawaannya selalu lapar. Yaa gimana, sejak di
Penang selalu jalan kaki lebih dari 10.000 langkah, nggak heran kalau bawaannya
lapar terus. Apalagi pas malam hari. Rasa laparnya makin besar. Akhirnya
memutuskan untuk makan di sebuah kedai di depan Jalan Penang. Namanya Sup
Hameed.
Kedai ini buka sejak pagi, sampai tengah malam. Dan saat itu kami datang di jam 9 malam. Yaa, tahu. Seharusnya jam segitu udah nggak boleh makan. Tapi, gimana dong. Perut gak bisa bohong. Maka saat itu kami memesan sup ayam dengan nasi dan lagi-lagi teh Tarik. Oh jangan lupa. Kami juga memesan mie goreng mamak lho untuk ronde kedua nantinya
Rasanya? Seperti opor ayam dengan kuah lebih light. Kuahnya tidak terlalu kental seperti opor ayam karna tidak pakai santan. Bumbu rempahnya berasa khas. Potongan ayamnya besar. Porsinya sendiri cukup untuk satu orang. Karna diletakan di mangkok kecil. Oia, saat memesan pasti akan ditawari dengan nasi atau roti. Karna saya lapar, saya butuh karbo yang lebih besar makanya makannya dengan nasi.
Kedainya makin malam makin ramai. Makan di sini memang cocok bagi yang suka lapar tiba-tiba saat malam hari. Karna masih ingin menghabiskan malam di kedai ini, kami nambah mie goreng mamak satu porsi untuk sharing aja.
Jarak dari hotel tempat menginap dengan kedai, tidak terlalu
jauh. Bisa ditempuh dengan jalan kaki. Mayan jalan kaki malam-malam sambil
menikmati kota Penang di malam hari ketika semua orang mulai siap-siap untuk beristirahat.
Harga : MYR 4- MYR 20 per porsi. ( untuk sup ayam nya hanya
MYR 4 kok)
Lokasi : 48, Jln Penang, George Town, 10000 George Town, Pulau Pinang, Malaysia
5. Bee Hwa Café
Kedai ini pernah saya bahas sebelumnya di artikel saya
tentang Penang. Dan setiap ke Penang wajib banget sih sarapan di sini. Karna mie
udangnya enak banget. Kuahnya kental dengan aroma udangnya. Sambalnya juga
enak. Mie nya kenyal. Rasa yang saya kangenin sejak 2018 akhirnya terpuaskan
kembali di tahun 2023.
Oia, sarapan kami saya tidak sampai di situ, karna kami juga memesan kaya toast + telur setengah matang serta nasi goreng balacan. Iya, kami akhirnya sarapan banyak. Karna butuh tenaga untuk melanjutkan jalan-jalan kami di Penang.
Soal rasanya, tidak berubah, masih sama. Cuma mungkin saat itu nasi goreng balacannya tidak sediakan sambal? Jadinya kayak ada yang kurang. Atau mungkin mereka kelupaan. Entahlah. Tapi tetap saja enak.
Kedai ini selalu ramai di pagi hari dengan berbagai orang yang datang untuk sarapan dan sudah terkenal di kalangan muslim traveler. Oia, kedainya sekarang bertambah besar lho. Saat 2018 kedainya hanya menempati satu ruko, namun sekarang jadi dua ruko yang berdekatan. Mungkin karna pelanggannya udah semakin banyak. Buat bisa menampung semuanya.
Harga : MYR 4 – MYR 10 per porsi
Lokasi : 10, Lebuh Dickens, George Town, 10050 George Town,
Pulau Pinang, Malaysia
Mengingat
edisi kuliner Penang bikin saya lapar. Seandainya bisa dengan mudah menemukan
makanan khas Penang dengan rasa yang sama di Jakarta, pasti senang banget.
Penang
makanannya memang nggak pernah gak enak. Antara enak dan enak banget.
Jadi, makanan
Penang mana yang bakal jadi favorit kalian, Fellas?
Kiss
& Hugs,
Vindri
P.
Email : Vindri.prachmitasari@gmail.com
Instagram
: @veendoorie
Youtube : @VindriIsHangingAround
Twitter : @veenzy.
Jadi budget traveler yaa
susah-susah gampang. Ingin tetap traveling tetapi dana terbatas, yaa salah
satunya menyiasati itinerary yang akan dibuat. Caranya gimana? Dengan mencari wisata gratis
di tempat tujuan. Banyak cara untuk menikmati traveling dengan cara murah kok.
Gak melulu harus berbayar. Memang, yang berbayar itu memang selalu menawarkan
hal yang menarik untuk dinikmati. Tapi, masih banyak juga kok tempat wisata yang
tidak kalah menawarkan hal menarik bagi wisatawannya.
Salah satunya Malaka. Kota yang
selalu menarik perhatian para traveler dari mancanegara, karena merupakan kota
warisan dunia UNICEF. Hanya berjarak sekitar
2 jam dari Kuala Lumpur, Malaka bisa kunjungi menggunakan bis dari Terminal
Bersepadu Kuala Lumpur lho. Karna jarak yang dekat, bisa jadi alternatif untuk
melakukan one day trip atau mungkin nginep semalam di Malaka.
Nah,bagi saya yang ingin explore
Malaka lebih lama akhirnya saya memutuskan untuk menginap dua malam di Malaka. Dan karna budget terbatas, saya harus mencari
aktifitas untuk menghemat budget namun tetap enjoy sebagai traveler.
Berikut adalah adalah beberapa
aktifitas yang bisa dilakukan secara gratis di Malaka.
Menikmati Waktu Sore Hari di Pinggir Sungai Malaka di Kampung
Morten
Wah, ini sih hidden gem
banget. Lokasi ini gak masuk ke dalam itinerary saya. Mungkin karna saya
kurang deep riset nya. Sehingga beberapa kali ke Malaka, lokasi ini
belum masuk ke daftar tempat yang akan saya kunjungi.
Lokasinya sendiri gak jauh dari
lokasi hotel tempat saya menginap. Di Jalan Pesisiran Bunga Raya. Tinggal jalan
kaki sebentar, lalu menemukan lokasi bengong yang syahdu banget. Di sini, tenang
banget dan terdapat beberapa anak tangga yang bisa digunakan untuk duduk
bengong menikmati manusia-manusia hilir mudik atau perahu wisata yang melewati Sungai
di depan saya waktu itu.
Di seberang Sungai terdapat
kampung Morten, sebuah perkampungan yang kata google merupakan sebuah kampung
yang masih menjaga bentuk rumah tradisional mereka. Mungkin mirip-mirip Bukhcon
Hanok Village yah kalau di Korea Selatan. Nah, sayangnya saya nggak sempat explore area
di perkampungan itu. Saya Cuma duduk bengon, lalu jalan jalan di pinggir Sungai
dan berdiri di depan jembatan penghubung dengan kampung tersebut.
Tapi, apa yang saya lalukan sudah
cukup membuat saya bisa menikmati slow living selama beberapa jam dengan berada
di pinggi Sungai ini. Betapa manusia itu memang butuh slow living sejenak untuk
menikmati hal-hal yang kadang terasa remeh jika bagi yang memiliki hidup serba
cepat. Seperti bengon doang, udah berasa malah sih menurut saya.
Menjelajahi Area Bangunan Merah.
Nggak lengkap rasanya jika ke
Malaka tidak ke Bangunan Merah. Area yang menjadi pusat wisatawan ini selalu
menarik untuk dikunjungi. Memang, tidak ada yang berubah dari tahun ke tahun,
karna mereka tetap menjaga agar tetap seperti awalnya, namun area ini selalu
menjadi magnet bagi wisatawan untuk terus meng-explore area yang ada.
Menaiki tangga salah satu bangunannya
saja sudah membuat berasa kaum bangsawan Eropa, apalagi mengagumi besarnya
bangunannya. Bisa seharian di sini.
Mengunjungi Gereja Santo Paulus.
Lokasinya berada di belakang area
Bangunan Merah. Berada di sebuah bukit yang bikin bisa melihat pemandangan kota
Malaka dari atas. Kalau di Macau ada reruntuhan gereja Santo Paulus, di Malaka juga
ada lho. Dengan nama gereja yang sama, dan namun bedanya bagian bangunan dari
Gereja Santo Paulus di Malaka masih lengkap kecuali bagian atapnya, gereja ini
masih mampu memberikan cerita tersendiri tentang betapa megahnya saat itu.
Walaupun bangunannya sudah tidak
selengkap dulu lagi, tap beberapa bagian masih bisa menggambarkan bahwa gereja
ini sangat besar. Karna di dalamnya terdapat beberapa ruangan seperti makam kuno
portugis, beberapa batu nisan yang disandarkan di dinding , beberapa hall
tempat ibadah serta beberapa ruangan kosong yang saya tidak tahu dulunya
berfungsi sebagai apa.
Menikmati Hiruk Pikuk Ramainya Jonker Walks.
Salah satu area ramai wisatawan
di dekat area Bangunan Merah adalah Jonker Walk Street. Kawasan ini adalah kawasan
ramah pedestrian yang di sepanjang jalan ditemukan banyak kedai dan toko. Kulineran di sini juga oke
banget. Apalagi jajan es cendol yang bikin seger dagaha di kala panas menyerang. Di area Jonker Walk ada
banyak kedai es cendol, salah dua nya adalah Kedai Es Cendol Nyonya yang topping
nya berbagai macam dan kedai Es Cendol Bibik House yang masih pakem dengan es cendol
original nya.
Bangunan di sini rata-rata masih
menggunakan model peranakan Tionghoa Malaysia. Sehingga cukup menarik wisatawan
untuk sekedar melihat. Area jalan ini cukup panjang, hingga nantinya bisa
menemukan area Museum Mansion Peranakan.
Mengagumi Bangunan Museum Baba & Nyonya Mansion
Peranakan.
Sebenarnya ini ga bisa dibilang
gratis sih. Karna untuk masuk ke dalam mansion tsb ada biaya masuknya. Cuma
kembali lagi ke tema budget traveler, menikmati dari luar saja sudah cukup
bagus. Memang, itu tidak sepadan dengan bagian dalam yang menurut informasinya
terdapat barang-barang peninggalan dari pemilik mansion ini terdahulu yaitu
keluarga Baba Chan sejak tahun 1896.
Bagian dalamnya sendiri masih terawat
dengan baik dan dijadikan museum. Nggak heran juga sih, dari tampak depan bangunan
masih terlihat bagus dan kokoh.
HTM : MYR 18 ( Dewasa ), MYR 13 (
Anak-anak )
Malaka itu memang cantik kotanya.
Slow Living sih. Tidak terlalu metropolitan seperti Kuala Lumpur. Jika bosan
dengan hiruk pikuk metropolitan, menyempatkan menginap di Malaka 1 atau 2 malam
cukup untuk mengisi energi.
Cerita tentang Malaka lainnya
sudah pernah saya tulis di artikel saya di blog ini.
So, kapan kalian ke Malaka?
Kiss & Hugs,
Vindri P.
Instagram : @veendoorie
Twitter : @veenzy
Youtube : @VindriIsHangingAround.
Email : Vindri.prachmitasari@gmail.com
Memilih negara untuk traveling Bersama keponakan sebenarnya susah susah gampang. Susah karna pilihan dengan budget terbatasnya tidak banyak, gampang karna keponakan orangnya tidak rewel, bisa diajak jalan jauh tanpa harus kangen sama orang tuanya.
Pilihan negara dengan budget terbatas sih lumayan bikin pusing. Di satu sisi keinginan mengajak keponakan sudah dari lama, di satu sisi saya harus pinter pinter cari negara yang ramah terhadap anak, punya banyak lokasi wisata yang bisa dinikmati anak-anak dan tentu saja murah. Karna di sini saya bawa keponakan yang butuh budget juga.
Karna ini pertama kali traveling ke luar negeri bareng anak kecil berusia 7 tahun. Maka ada pilihan-pilihan tertentu yang harus saya utamakan Ketika memilih sebuah negara untuk dijadikan tempat tujuan traveling..
Berikut adalah beberapa kriteria yang saya gunakan ketika memilih negara untuk tujuan traveling Bersama anak kecil :
- Transportasi Publik yang Memadai.
Transportasi adalah alat angkut mobilitas yang memudahkan saya dan traveler lain yang juga membawa anak kecil untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah. Saya bukan keluar Raffi dan Gigi yang bisa dengan mudah sewa mobil atau bus sekalian buat mengunjungi tempat wisata dari hotel tempat menginap. Saya masih budget traveler yang masih memikirkan gimana caranya mendapatkan harga murah namun tetap nyaman. Nah, transportasi umum jalannya.
Pastikan ini menjadi salah satu factor penting untuk memilih negeri tersebut untuk dijadikan tempat tujuan traveling.
- Trotoar yang walkable.
Negara dengan trotoar yang luas dan nyaman adalah impian semua umat. Artinya tidak perlu khawatir dengan kendaraan yang lalu Lalang di sekitar. Apalagi dengan membawa anak kecil yang sudah pasti tidak bisa diam. Pasti lari-lari ke sana ke mari. Makanya trotoar ini penting banget untuk dipikirin sebagai salah satu factor penentu.
- Tempat Wisata yang Nyaman dan Aman
Tujuan ke negara tersebut adalah untuk jalan-jalan ke tempat wisata. Jika tempat wisatanya tidak nyaman dan aman, ngapain harus memilih negara tersebut. Apalagi Bersama anak kecil. Kalau orang dewasa saja tidak nyaman dan merasa aman, maka anak kecil juga sudah pasti akan merasa sama.
Pilihlah tempat wisata yang nyaman dan aman bagi semua orang. Tempat wisata yang bisa diakses oleh anak kecil juga. Artinya tidak ada Batasan umum.
- Banyak Ruang Publik.
Tidak selamanya membawa anak kecil ke tempat playground yang mahal. Ruang publik seperti taman yang gratis untuk dikunjungi bisa menjadi pilihan. Apalagi bisa memberikan kebebesan bagi anak kecil untuk eksplor sekitar dengan berlari-lari. Jadi, orang dewasanya juga bisa berisitirahat sejenak.
- Kemudahan Akses Antar Lokasi
Biasanya ini yang saya jadikan acuan Ketika membuat itinerary traveling Bersama keponakan saya. Saya harus memikirkan apakah di negara tersebut ada kemudahan akses antar lokasi. Artinya apakah antar lokasi tersebut memiliki jalur yang bisa dilalui dengan berjalan kaki, transportasi umum, dan lokasi tersebut mudah memberikan kebebesan bagi anak tanpa takut harus memikirkan keamanannya.
Dari beberapa poin kriteria tersebut, akhirnya pilihan jatuh kepada negara Malaysia. Dari kriteria yang saya sebutkan di atas, Malaysia masuk di dalamnya. Dan juga tentu saja biaya hidup untuk traveling berbudget terbatas seperti saya lebih murah dibandingkan saya harus mengajak keponakan saya ke negara lain.
Perpindahan antar kota pun cukup nyaman dan aman tanpa ada keluhan dari ponakan saya. Apalagi transportasi antar kota di Malaysia cukup bagus dan murah tanpa harus menguras kantong cukup dalam.
Pengalaman saya membawa keponakan tanpa orang tuanya cukup mengesankan buat saya dan juga buat keponakan saya. Sampai akhirnya keponakan saya meminta jalan jalan lagi tahun ini. Kira-kira ke mana yah enaknya? Ada saran?
Kiss & Hugs
Vindri P.
Email : vindri.prachmitasari@gmail.com
IG : @Veendoorie
Twtitter : @veenzy
Youtube : @VindriIsHangingAround