[ Unspeaktable Thought ] – Bersihkan Meja Setelah Makan.
11:37:00 AM
Alkisah dahulu kala, ada seorang gadis yang cantik jelita. Gadis itu
mendatangi sebuah rumah makan di Seoul. Makan Patbingsu ditemani teman
travelnya, teman Koreanya dan dikelilingi oleh karyawan rumah makan yang tidak
kalah tampannya seperti Siwon Choi. Mata gadis itu berbinar-binar sambil nunggu
pesanan datang. Liat kanan kiri, isi pengunjung dari rumah makan berasa liat
member BTS. Astagah, ada V yang duduk di pojok sana, ada Jungkook yang duduk di
samping saya, ada Rap Monster yang lagi watsapan dan ada Jimin yang lagi
nyeruput es. Member lainnya belum datang sepertinya. Semuanya tamvaannnn....
Lalu, setelah selesai makan, gadis itu meninggalkan warung makan itu
dan tiba-tiba saja, sebuah tangan menyentuh pundaknya dan otomatis membuat
gadis itu bertanya-tanya, ‘ada apa gerangan?’. Lalu ia menoleh dan mendapati
seorang pria tampan, yang menggunakan celemek berdiri di hadapannya.
Tatapan mereka beradu. Seakan-akan mengartikan bahwa ia adalah pria
yang dikirim Tuhan sebagai jodohnya selama ini. Jodoh yang telah dinantikan
sejak masih bayi. Jodoh yang terbaik yang sudah ditentukan di atas langit. Yang
akan menjadi imam bagi keluarga kecilnya, yang akan menjadi ayah bagi anak-anak
mungil, sipit, dan unyu mereka.
“ Mbak. Itu habis makan tolong piring bekas makannya taro di pojokkan
ono nohh! Jangan main ditinggal!”
Nggeezzzz..
Berasa ditampar. Berasa dihina dina. Berasa harga diri terkoyak. Berasa
tubuh luluh lantak. Astagahhh..aku ternoda! Cewek secantik kayak guehhh,
diminta untuk bawa piring bekas makanan ke sonoh..?? Apaaaa?? *Lalu nangis di
pelukan Junho 2pm, mengelus dada bidangnya, dan menatap dengan raut sedih ke
arah mata Junho yang cipit tapi minta di cium* Eh..
Lalu, dengan tampang ogah ngelepasin Junho 2PM, saya ngambil bekas
piring makan saya dan saya taruh di tempat yang seharusnya. Dan berharap, Junho
2PM meluk gueh sekarang.
Pengen nulis ini karna tetiba
saya teringat kejadian saya di Seoul tahun kemarin, jadi pengen cari negara
mana saja yang mengharuskan bersihin makanan sendiri setelah selesai. Dan
setelah saya sadari sebenarnya nggak perlu cari info tsb kalo dari awal saya
sudah membiasakan diri untuk disiplin.
Sebenarnya, hal itu tidak akan
terjadi, kalau dari awal saya membiasakan diri untuk tidak manja. Iya. Saya termasuk
manja ketika makan di warung makan, fast food resto. Jadinya, pas di Seoul kemarin kena tegur sama abang-abang ganteng. Kiranin naksir eehh, diminta bawa baki dan piring selesai makan ke tempat penumpukan piring kotor. Beuuhh, malunya ituu lhoooo...
Abis gimana, udah kebiasaan sih main ninggalin aja. Kebiasaan mayoritas masyarakan di Indonesia yang setiap selesai makan langsung tinggal gitu aja setelah bayar. Tanpa sedikit pun memikirkan untuk membersihkan sisa piring, gelas dan nampan dari meja makan ke tempat yang sudah ada. Nggak salah juga. Karna saya tidak terbiasa atau kultur saya tidak terbiasa dengan hal itu. Jadi informasi seperti itu masih minim. Padahal jika berpikir sejenak, meja dan kursi yang saya sudah gunakan tadi akan digunakan oleh pelanggan berikutnya yang otomatis akan jengah melihat meja yang berantakan karna bekas makan saya sendiri.
Abis gimana, udah kebiasaan sih main ninggalin aja. Kebiasaan mayoritas masyarakan di Indonesia yang setiap selesai makan langsung tinggal gitu aja setelah bayar. Tanpa sedikit pun memikirkan untuk membersihkan sisa piring, gelas dan nampan dari meja makan ke tempat yang sudah ada. Nggak salah juga. Karna saya tidak terbiasa atau kultur saya tidak terbiasa dengan hal itu. Jadi informasi seperti itu masih minim. Padahal jika berpikir sejenak, meja dan kursi yang saya sudah gunakan tadi akan digunakan oleh pelanggan berikutnya yang otomatis akan jengah melihat meja yang berantakan karna bekas makan saya sendiri.
Emang sih berasa gimana gitu. Berasa harga diri jatuh sih rasanya hahahah. Padahal pelanggan nggak diminta untuk
cuci piring juga. Lah wong rata-rata di resto fast food gitu dipakein dus kok
untuk makanannya dan minumannya juga dari plastik sekali pakai. Jadi simple
selesai tinggal buang ke tempat sampah. Dan kalo pake piring bisa bawa ke
Loh, kan ada waitersnya? Biar mereka aja yang berisihin. Gueh kan tamu.
Tamu adalah Raja. Jadi, gueh ogah untuk bersihin. Lagipula, gueh juga bayar di sini.
Yes. Benar. Benar banget.
Tamu adalah Raja. Tapi kalo tamu
yang sok-sok berantakin barang orang lain di rumah bukan miliknya, emank masih
okeh situh? Helloww sadar dong! *jentik jari 3x ala anak ABG film Hollywood*
Tenang. Saya juga berpikiran
seperti itu awalnya. Namun, kejadian di Seoul dan pengalaman di Jepang mulai membuka
pikiran saya. Bahwa hal tsb harus dilakukan dari diri sendiri jika menginginkan
disiplin seperti negara-negera maju lainnya. Bukankah kebaikan itu seperti
virus bagi orang sekitar? Mungkin terlihat aneh bahkan ada yang ngetawain karna
beresin atau nyusun bekas makan sendiri, but hey, memberi contoh yang baik bukan
kriminal kan?
Pasti deh saya dan (mungkin ) kalian tidak menginginkan hal
kayak saya terjadi pada orang lain kan? Datang ke resto dan nyari tempat duduk
yang kosong serta meja yang bersih tapi kenyataannya malah mejanya penuh dengan
bekas makan orang lain? Kesel kan? Bukannya pengen makan, malah berasa udah
kenyang dengan emosi jiwa.
Kenapa? Ginih saya kasih
alasannya.
- Kerjaan waiters itu banyak. Nggak Cuma bersihin meja bekas makan saya aja, tapi mereka harus memastikan bahwa resto mereka itu bersih. Ya kali, udah kerjaannya banyak masih mau ditambahin ama printilan yang bisa pelanggan lakuin sendiri.
- Meja yang lama dibersihin, malah bikin nambah waktu percuma buat cari meja yang bersih. Secara, yang makan kan banyak. Ya kali tangan waitersnya seribu jadi bersihinnya bisa express gitu.
- Dengan bersihin diri meja setelah makan di resto fast food, melatih disiplin saya yang nantinya berguna ketika saya lagi di luar negeri. Lah, kan udah biasa disiplin. Jadinya, nggak ada kejadian memalukan seperti cerita saya di atas.
- Resto fast food artinya restoran cepat saji. Artinya lagi, kalo semua pegawai disuruh ngeberesin meja makan pelanggan yang super berantakan, lah yang ngurusin dapur, orderan sopo? Jadinya kan orderannya jadi telat untuk disajiin. Jadinya bikin antrian makin lama. So bukan resto cepat saji dong namanya. Hehehe. Ingat pegawai resto fast food itu terbatas lho jumlahnya. Dan tiap bagian dari mereka udah punya kerjaan sendiri. Walaupun ada petugas yang ngebersihin, tapi nggak banyak. Jangan tambah beban kerja mereka Cuma karna ulah upil diri sendiri. Ya kan?
- Kenapa nggak nambahin karyawan lagi buat beresin biar cepet? Nambah karyawan berarti nambah biaya lebih banyak justru bikin harga makanan di resto itu makin mahal juga. Yaa karna mereka harus nambah biaya operasional. Yang kalo misalnya pelanggan bisa self service sendiri aka mulai mau beresin piring kotornya, yaa mungkin saja harga makanan di resto fast food bisa lebih murah. ^^
Masalah ini kayak gini juga
sempat viral di medsos. Gegara traveler Indonesia yang makan di resto trus
ninggalin meja berantakan di resto Jepang. Duhh, malunya itu lho. Berasa di
tolak mentah-mentah sama Junho 2pm, ditinggalin gitu aja sama Siwon Suju dan di jutekin sama V BTS.
Ngokk.
Jadi alangkah baiknya, jika saya mulai membiasakan diri untuk membersihkan apa yang sudah saya mulai. Baik itu
makan di resto fast food atau di mana pun berada. Kalo nggak dari saya dan juga kita, siapa
lagi. Kalo memang tidak ada area untuk menempatkan sisa piring bekas makan,
tidak ada salahnya kan untuk menyusun dan merapikannya?
Kiss and Hugs
Vindri P.
0 comments