483 – angka yang sudah cukup tua bagi sebuah kota. Sampai-sampai kota ini sudah tidak mampu lagi untuk memikul semua beban yang diembannya. Bayangkan, jutaan manusia semua berkumpul di kota ini hanya karna kota ini mampu memberikan janji – janji surga pagi para pendambanya. Termasuk aku.

Aku teringat dengan kata kataku waktu di daerah dulu. Kata-kata yang mampu membuat hampir semua temanku berdecak kagum. Rasa bangga pun menyeruak begitu saja ketika tatapan kekaguman mereka saat ku katakan aku akan ke kota itu. Namun entah mengapa rasa kagumku ini makin lama – makin hilang di saat sudah 6 tahun lebih aku berada di kota ini.Bagiku, semua masalah telah berkumpul di kota ini. kemacetan, kekerasan, pelecehan sexual, pencurian dan kemiskinan seakan-akan mencoba menghimpit seluruh hidup manusia di dalamnya. Bagiku semua ini menjadi sesak sesaat aku mencoba ingin bebas, di saat aku sudah lupa bagaimana cara untuk bebas. ini yang membuat rasa kagumku perlahan mulai hilang.

Namun, sudut pandanganku kemudian berubah, ketika ku sadari ternyata kota ini memiliki sesuatu yang tidak di miliki kota lain, bahkan mungkin negara lain. Coba bayangkan seorang supir bus yang selalu dengan setia mengantarku ke tempat tujuanku tidak memiliki spidometer di busnya namun dengan lihainya supir itu tau berapa kecepatan yang harus di tempuhnya tanpa melihat dan membutuhkan spidometer. Sesekali coba tanyakan padanya berapa kecepatan bus saat ini! aku yakin mereka pasti bisa menjawabnya dengan tegas.Bayangkan kembali, saat matamu menangkap ngeri sekumpulan manusia berada di atas gerbong kereta api yang melaju cepat. Wajah mereka tidak sama sekali memperlihatkan ketakutan yang luar biasa. Coba tanyakan padanya bagaimana rasanya? Dan tanpa ragu mereka akan menjawab ,” hebat! seperti terbang!“

Bagi mereka ini bukanlah sebuah ketakutan yang luar biasa. Bagi mereka ini adalah bagaimana cara mereka bermain dan mengontrol adrenalin yang mudah bergejolak di tubuh mereka. Sama seperti ketika seseorang berada di suatu jembatan dan berniat bebungee jumping ria. Aku yakin, perasaan yang mereka rasakan sama persis seperti apa yang orang lain rasakan ketika berbungee jumping.Kota ini penuh dengan gejolak adrenalin. Tidak dimana pun.

Sampai-sampai aku pernah berpikir kalau kota ini adalah kota yang paling cocok sebagai wahana pertualangan. Karna dimanapun adrenalin ini akan selalu bergejolak. Serta tanpa malu lagi aku akan berucap, “ I’m proud of to be one of your complexity, my Jakarta !”dan sekali lagi aku katakan," u right, Jakarta! u are totally unique!"bahkan saking uniknya, kota ini dengan sabar mampu menerima segala caci maki dari penduduknya.